0
0
Singapore – Konsep Smart City (Kota Pintar), yang mengintegrasikan sensor, IoT, dan analisis data untuk meningkatkan efisiensi layanan publik (transportasi, energi, keamanan), menghadapi tantangan serius terkait keamanan siber. Keterhubungan yang luas menciptakan permukaan serangan yang besar, di mana kerentanan pada satu sistem dapat mengancam seluruh infrastruktur kota.
Serangan dapat menargetkan berbagai komponen, mulai dari sistem lalu lintas pintar (yang dapat menyebabkan kemacetan total), jaringan utilitas (yang dapat memicu blackout), hingga sensor lingkungan. Ancaman ini tidak hanya berasal dari peretas kriminal yang mencari keuntungan finansial, tetapi juga dari aktor yang disponsori negara yang bertujuan mengganggu stabilitas nasional.
Pembangunan smart city harus mengadopsi prinsip “Security by Design” sejak awal. Ini berarti mengimplementasikan segmentasi jaringan yang ketat, enkripsi end-to-end untuk data publik, dan protokol pembaruan keamanan yang otomatis untuk perangkat IoT. Kegagalan mengamankan infrastruktur digital kota dapat mengubah kenyamanan menjadi kekacauan.
