0
0
Pada perayaan seratus tahun kemerdekaannya, Indonesia Emas 2045 memproyeksikan sebuah bangsa yang maju, makmur, dan berdaulat. Fondasi dari visi tersebut adalah sistem transportasi yang efisien, terintegrasi, dan berkelanjutan. Artikel ini mencoba membayangkan seperti apa wajah transportasi kita dua dekade dari sekarang, dari kendaraan pribadi hingga angkutan massal.
Di kota-kota metropolitan seperti Jakarta, Surabaya, dan (nantinya) IKN, angkutan umum akan menjadi tulang punggung utama. Visi 2045 membayangkan jaringan MRT, LRT, dan Bus Rapid Transit (BRT) listrik yang terintegrasi penuh. Pembayaran akan mulus melalui satu aplikasi super (MaaS – Mobility as a Service), di mana perjalanan dari pintu ke pintu—termasuk ojek online atau bike sharing untuk first and last mile—direncanakan dan dibayar dalam satu transaksi.
Untuk kendaraan pribadi, era mesin pembakaran internal (ICE) diperkirakan akan berakhir. Jalanan akan didominasi oleh kendaraan listrik (EV), baik mobil maupun motor. Infrastruktur pengisian daya akan ada di mana-mana, dari rumah, kantor, hingga stasiun swap baterai di setiap sudut jalan. Mobil otonom (self-driving) level 4 atau 5 mungkin sudah mulai beroperasi di zona-zona tertentu, terutama untuk logistik dan ride-hailing.
Konektivitas antar pulau juga akan bertransformasi. Selain jaringan tol yang tersambung penuh, kereta cepat (seperti Jakarta-Bandung) akan menghubungkan kota-kota besar di Jawa dan Sumatera. Sektor maritim akan diperkuat dengan “tol laut” yang lebih efisien dan pelabuhan pintar (smart ports) yang mengurangi dwelling time secara drastis.
Kunci dari visi ini adalah keberlanjutan. Seluruh ekosistem transportasi ini akan didukung oleh energi baru terbarukan (EBT). Ini bukan hanya visi tentang kendaraan canggih, tetapi tentang sistem yang lebih bersih, lebih sedikit polusi, dan kota-kota yang lebih layak huni. Visi Indonesia Emas 2045 adalah visi mobilitas yang cerdas dan hijau.
